Oleh: Abdullah Makhrus
Amam adalah seorang yang sering dijuluki ahli hisab oleh rekan kerjanya. Bukan lantaran dia ahli membaca tanda bintang di langit hitam saat gelapnya malam. Namun, karena kebiasaannya merokok yang sulit dihentikan. Setiap hari dia bisa menghabiskan lima bungkus rokok dalam sekali duduk terutama saat ngobrol santai dengan membahas urusan pekerjaan maupun perihal permainan sepak bola dengan tim jagoannya.
Markonah, sebagai istri Amam nampaknya sudah tidak kuat dengan kebiasaan merokok suaminya. Hari itu, ia hadiahkan buku yang telah ia beli beberapa hari lalu di marketplace. Buku dengan judul yang cukup jelas terlihat, "Bahaya Merokok bagi Kesehatan". Ia sengaja meletakkan buku itu di atas meja teras rumah. Tempat ia menghabiskan puluhan puntung rokok bersama kopi kesayangannya. Harapannya sederhana, agar ia tak lagi mendengar "nyanyian" batuk yang tak kunjung berhenti di minggu-minggu terakhir.
Pagi itu, Amam selesai mengabiskan beberapa puntung rokok bersama kopi yang terhidang lengkap dengan pisang goreng di teras rumah. Ia sempatkan membaca buku yang tergeletak bersebelahan dengan kopi. Ia matikan puntung rokok terakhir yang ia hisab, lalu melangkah mendekati istri tercintanya sambil berbisik tenang. Sang istri mendengarkan dengan saksama apa yang akan dikatakan suaminya. Namun, detak jantungnya tiba-tiba terasa berhenti, bibirnya tak kuasa berbicara, tercekat mendengar bisikan itu. Seperti suara angin semilir yang berbunyi pelan sekali, sayup-sayup terdengar kalimat yang mengusik ketenangannya, "Terima kasih atas hadiah bukunya, bukunya sangat menarik. Perlu kamu ketahui, setelah membaca buku itu, aku berjanji akan berhenti untuk.....membaca buku." Markonah pun berteriak memanggil nama suaminya yang keluar rumah dengan suara sekencang-kencangnya.