GAIRAH MEMBACA BUKU

Judul buku : The Cat Who Saved Book (Kucing Penyelamat Buku) 

Penulis       : Sosuke Natsukawa

Penerbit     : Gramedia

Alih Bahasa : Lulu Wijaya

Edisi           : 2023

Tebal         : 200 halaman

ISBN          : 978-602-7165-9

Peresensi   : Srindaningsih


Tokoh dibuku ini bernama *Rintaro Natsuki* yang terlahir dari keluarga broken home, kemudian Ibunya meninggal ketika diusia balita hingga perawatannya jatuh ke tangan Kakeknya. Rintaro hidup bersama Kakeknya dengan sangat sederhana. Jadilah Rintaro tumbuh sebagai remaja yang pendiam dan kurang pergaulan. 

Setiap hari menjalani hidup dengan Kakeknya yang membuatnya tumbuh remaja tidak istimewa dan tidak menonjol. Saat masih SMA, tanpa diduga Kakek yang menjadi tumpuan hidup Rintaro meninggal. Hati Rintaro serasa kebas, ia tak tahu harus bagaimana tanpa Kakeknya. Ia nyaris linglung, tak tahu apa yang dilakukan. Hari kedua setelah Kakeknya meninggal, tiba-tiba ada perempuan mengaku bibi yang belum pernah tahu sepanjang hidupnya. 

Rintaro tak mau sibuk berpikir karena pikirannya menjadi buntu sejak ditinggal Kakeknya. Bibinya menyatakan bahwa Rintaro harus pindah dari rumah Kakeknya dan hidup bersamanya. Bibinya memberi waktu seminggu untuk berkemas. Rintaro memutuskan melelang buku-buku peninggalan Kakeknya sebelum dijemput Bibinya. 

Selama hidup Kakeknya mengandaikan penghasilan dari toko buku bekas yaitu toko buku *Natsuki* Memang toko buku bekas milik Kakeknya dinamai dengan nama belakangnya yang ia sendiri tak tahu alasan Kakeknya. Banyak teman-teman sekolahnya datang untuk memborong buku-buku dari toko buku Natsuki. 

Selain tergiur oleh diskon yang ditawarkan Rintaro juga disebabkan buku-buku di toko Natsuki semua bermutu  Banyak buku-buku sastra, Buku-buku langka, dll. 

Ketua kelasnya Sayo, kakak kelasnya Akiba setiap hari datang membeli bukunya Sayo selalu datang, bukan sekadar beli buku, tapi membawakan PR untuk Rintaro, karena ia membolos sekolah sejak Kakeknya tiada . Sayo selalu menyemangati untuk sekolah kembali tapi Rintaro tak tergerak sedikit pun. 

Hari keempat Rintaro mencoba melakukan kegiatan seperti dilakukan Kakeknya semasa hidupnya. Membuat secangkir teh dari teko, membuka cendela agar matahari masuk, membersihkan buku-buku dari debu. Dalam kesendirian membersihkan toko buku Natsuki, tiba-tiba terdengar suara

"Pemilik toko yang baru"

Ia mencari sumber suara, tak ada orang lain di tokonya. Mengapa ada suara lain? Terlihat oleh Rintaro seekor kucing berbulu putih Oranye. 

"Ya, aku kucing yang bicara denganmu"

Kucing itu meminta bantuan nya dan Rintaro disuruh mengikutinya. Dilorong toko bukunya, temboknya tiba-tiba hilang, cahaya putih kebiruan yang menyilaukan mata. Mereka berada ditempat lain, dimana ada laki-laki dikelilingi buku. Lemari bukunya hingga menjulang ke langit-langit rumahnya. Lemari-lemari bukunya digembok. 

Setiap hari laki-laki itu selalu membaca buku, targetnya 1 bulan harus membaca 5000 lebih judul buku dan laki-laki itu selalu konsisten dengan targetnya sehingga ia setiap hari jadi pembicara di saluran banyak TV dan radio. 

Kegiatannya sehari-hari hanya baca buku dan jadi pembicara tentang buku yang sudah dibaca. Tapi setelah selesai baca, laki-laki itu menyimpan bukunya dan dikunci di lemari buku. Buku-buku yang terpenjara di lemari buku. Kucing meminta bantuan Rintaro agar membebaskan buku yang dipenjara. 

Rintaro berbicara dengan beliau bahwa ia mencintai buku dan tidak rela buku itu di penjarakannya. Usai menyampaikan cahaya putih kebiruan datang yang membuat Rintaro berada kembali di toko bukunya kembali. 

Hari berikutnya, kucing bicara datang lagi meminta bantuan Rintaro lagi, kali ini lewat tembok belakang toko bukunya. Seperti kemarin, tembok menjadi hilang dan ada cahaya putih kebiruan yang membawa Rintaro ketempat Asing. Ia melihat banyak orang ke sana kemari membawa banyak buku, sibuk sekali tanpa bicara. 

Rintaro menemui pimpinan. Ternyata pimpinan dikelilingi buku hingga tidak kelihatan. Ia sedang memotong buku-buku menjadi potongan-potongan kecil tapi anehnya, katanya sedang riset. Risetnya membantu orang membaca cepat. Ia gunting buku menjadi lebih kecil, 200 halaman menjadi 1 halaman kecil dan tersisa 1 kalimat saja. 

Rintaro memberi masukan bahwa itu bukan riset,  itu bukan solusi membaca cepat justru buku akan kehilangan ruhnya. Setelah dialog dengan pimpinan cahaya kebiruan meliputi tubuh Rintaro dan ia  berada kembali di toko buku almarhum Kakeknya. Hari ke-enam kucing datang lagi meminta bantuan, katanya ini adalah bantuan terakhir. 

Masih sama tekniknya, ia masuk ke alam lain lewat cahaya, yang berbeda adanya Sayo ikut serta karena ketika terjadi komunikasi dengan kucing Sayo juga bisa melihat kucing ghaib itu. 

Mereka melihat puluhan buku dilempar dan dibuang dari langit-langit. Buku-buku baru yang diterbitkan. Rintaro marah besar melihat buku-buku baru yang masih disegel itu diperlakukan buruk, disia-siakan. Aku mencintai buku,  Rintaro be teriak. Ia menemui pimpinan penerbitan, menanyakan alasannya. 

Penerbit menjawab bahwa telah mengirim buku ke seluruh dunia dan menghasikan uang banyak sekali. Ia terbitkan buku sesuai selera pasar, tidak bermutu tak masalah yang penting membuatnya kaya raya. Rintaro mengkritik jika buku tanpa mutu bagus buku menjadi tak berjiwa. 

Rintaro lega dan terima kasih pada kucing itu bahwa sebenarnya kucing itu sedang membantunya mengambil sikap untuk tetap mencintai buku, menggantikan Kakeknya menjadi pemilik toko buku bekas yang bermutu, melanjutkan sekolahnya dengan penuh semangat.

Previous Post Next Post