Sumber gambar: www.jatim.tribunnews.com
KALI BUNTUNG
Oleh: Abd Muttolib
Termenung terpekur
Dalam sesal rindu yang mengucur
Kali Buntung
Apakah namamu sebuntung nasibmu? Jangankan dirimu menjadi sumber kehidupan
Malah nasibmulah yang kini harus diperjuangkan
Airmu keruh pekat beracun dan berbau
Mahkotamu berhias ribuan helikopter
dan bangunan yang tak ber IMB.
Kali Buntung
Tak lagi seperti lima dasa warsa yang lalu
Saat aku masih di sini
Saat sebelum kupergi mencari jati diri
Kali Buntung yang jernih
Sumber inspirasi, tempat mandi
Berenang dan menyelam
Menciptakan irama kecipak kecipung dengan teman sekampung
Memancing, menjaring, memasang bubu-bubu bambu
Demi mendapat tangkapan ikan untuk santapan
Kali Buntung
Lima dasa warsa berlalu
Yang berenang kini bukan lagi anak anak kampung
Tapi ribuan botol air mineral dari berbagai produk dan kemasan Berpacu dengan sampah-sampah plastik
Pampers dan pembalut-pembalut wanita
Dari berbagai merk dan ukuran
Berlomba-lomba menyumbat aliran air kali
Menciptakan banjir
Meninggalkan dampak sosial pada masyarakat
Sedang irama kecipak kecipung.
Yang dulu kumainkan dengan teman temanku
Kini sudah berganti
Dengan irama pancuran air limbah pabrik
Yang mengalir sepanjang hari Sepanjang waktu
Yang sengaja dialirkan
Ke sepanjang aliran Kali Buntung
Dari hulu ke hilir
Tanpa pengolahan
Tanpa netralisasi
Merusak ekosistem
Mematikan mata rantai kehidupan