Slipper Bus, Bus Peduli Literasi
Oleh: Yupiter Sulifan
(Ketua Bidang Penulisan dan Editing Pengurus GBL Sidoarjo)
(Ketua Bidang Penulisan dan Editing Pengurus GBL Sidoarjo)
Tulisan ini berisi pengalaman pertama kali naik slipper bus. Bagi yang pernah naik, mohon maaf bukan bermaksud menggurui apalagi membandingkan. Ini sekedar ngudar roso saking senenge.
Bagi yang belum, anggap saja ini sedikit informasi terkait naik slipper bus.
Seperti biasanya, pesan tiket via online (website/aplikasi tiket) akan lebih aman dan nyaman terhindar dari penipuan. Setelah tiket didapatkan, silahkan menuju bus yang tersedia di tempat slipper bus mangkal.
Saat masuk bus, alas kaki dilepas (dimasukkan kantong plastik diberi sopir bus sambil dicek tiketnya). Terlebih dahulu ditanya namanya oleh sopir bus sembari mencentang calon penumpang yang sudah masuk bus.
Menempati kabin sesuai nomor tiketnya. Tiap kabin tersedia tirai. Seringkali, sesaat setelah masuk kabin, penumpang buru-buru menutup tirainya. Sangat privasi. Ada kursi yang bisa diatur hingga 180°. Bila belum ingin tidur sambil bermain gawai, posisi kursi normal atau tegak
Bila sudah terasa mengantuk, posisi kursi bisa diturunkan hingga 180° laiknya dipan.
Oh ya ada sabuk pengaman seperti di pesawat terbang. Ada pula tempat meletakkan alas kaki yang sudah diwadahi kantong plastik tadi.
Bila ingin menambah daya gawai, ada colokan kabel data HP (ada 2 colokan 5V 1A dan 5V 2.1A).
Tempat tumbler disediakan dua. Setiap penumpang mendapat bonus satu botol air mineral 600ml. Serta jatah makan malam yang biasanya dari restoran siap saji di rest area (maklum slipper bus ini lewat jalan tol panjang, Surabaya - Jakarta).
Untuk hiburan, ada TV mini didepan penumpang. Namanya hiburan ya isinya hiburan saja selain video juga ada daftar lagu. Hanya saja daftar lagu ini hanya ada dua lagu, Westlife dan Michael Learns to Rock.
Slipper bus ini layak disebut slipper bus peduli literasi. Kok bisa? Bisa saja, tuh didalam kabin tersedia lampu baca, walau bentuknya kecil seperti lampu baca yang tangkai fleksibel tapi nyalanya sangat terang. Karena tidak bawa buku jadinya berguna untuk melihat sambil menggeser-geser layar gawai,
Dan ada AC berada diatas kepala penumpang. Saran saya, biar tidak kedinginan silahkan pakai kaos kaki dan jaket. Walau ada fasilitas selimut, namanya AC apalagi perjalanan malam hari biasanya makin dingin.
Saya menyebutnya kabin tiap penumpang (untuk duduk dan tidur) ini bertingkat, atas bawah. Tentu dengan fasilitas yang sama.
Dibagian belakang bus, ada toilet khusus untuk buang air kecil. Inipun digunakan saat bus posisi berjalan. Sumber airnya dari kran dan ada tandon air ukuran kecil. Ada juga semprotan air dekat pegangan samping atas closet. Selain cermin ada juga gulungan tisu didalam toilet yang ruangannya minimalis ini. Kalau pipis harus berpegangan erat biar tidak kececeran kemana-mana itu air seni. Untuk itu saya sarankan buang air kecil atau besar dahulu di toilet terminal sebelum naik slipper bus.
Dan senyaman-nyamannya tidur di slipper bus ini jauh lebih nyaman tidur di amben bambu yang ada di rumah.
Kata orang Waru : WIS ojok kakean protes, atase numpak bis dibayari ae ngecemes. Bersyukur Alkhamdulillah ngunu loh, bekne Gusti Allah ngijabahi isok lungo kaji nang Mekkah. Aamiin ya Allah.
(Tulisan ini ditulis dengan HP selama posisi berangkat dan pulang saat bus berjalan, 11-12 Desember 2025)