Membantu Terkabulnya Doa Teman

Membantu Terkabulnya Doa Teman

Oleh: Abdullah Makhrus


Sore menjelang malam, mendung mulai menggelayut di ufuk barat. Gawai Pak Dolah bergetar, menampilkan notifikasi pesan WhatsApp dari salah satu wali murid. Bu Aini mengeluhkan bahwa Dani, anaknya, kerap dipanggil dengan sebutan Dontol oleh teman-temannya. 


Pak Dolah menghela napas panjang. Setiap hari ia menanamkan nilai hormat dan empati, tetapi tampaknya kata-katanya menguap begitu saja di udara kelas. Masuk telinga kanan , keluar telinga kiri. Malam itu, ia sudah merencanakan memberikan nasihat di depan murid-muridnya besok pagi.


Pagi yang cerah membawa harapan. Setelah memberi prolog singkat, Pak Dolah menjelaskan bahwa membully itu sama dengan menzalimi orang lain. Siapa yang dizalimi, doanya akan lebih mudah terkabul. Oleh karena itu, anak-anak perlu berhati-hati saat memperlakukan teman. Sejenak kelas hening. Pak Dolah merasa pesan ini akan memberi dampak lebih besar daripada sekadar larangan kosong. Tiba-tiba, Dadang maju dengan langkah mantap. Ia menatap Pak Dolah dengan raut penuh keyakinan sebelum berkata, "Pak, bagaimana kalau kita semua membully Jabir? Kan kita sedang membantu agar doanya terkabul." Pak Dolah terpaku. Ia menatap wajah-wajah muridnya yang polos, lalu menghela napas. Sungguh, terkadang kecerdikan anak-anak datang dari arah yang tak terduga.

Previous Post Next Post